Pemerintah resmi memesan 50 panser Badak dari PT Pindad. Kendaraan
militer jenis baru buatan produsen alutsista pelat merah itu dibeli
untuk menambah daya gempur TNI.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan
Menteri Perindustrian Saleh Husin langsung berkunjung ke PT Pindad di
Bandung, Jawa Barat, untuk memesan 50 Badak. Pemesanan resmi ditulis JK
di atas kertas desain Badak.
"Tadi dengan persetujuan Menteri Pertahanan kita pesan 50 kalau sudah
lulus uji," kata JK saat peninjauan di PT Pindad, Jalan Gatot Subroto,
Bandung, Rabu (20/1/2016). JK juga lah yang memberikan nama Badak untuk
panser ini, saat Indo Defeance 2014.
Lalu seperti apa kecanggihan Badak?
Badak merupakan panser yang dipersenjatai. Dengan Meriam yang berjalan
di atas delapan roda besar, Badak yang punya panjang 6 meter, lebar 2,5
meter dan tinggi 2,9 meter, bisa menjangkau medan yang sulit dicapai
kendaraan tempur berat, seperti tank.
Badak memiliki meriam dengan peluru 90 milimeter atau 9 centimeter.
Meriam ini membuat badak memiliki daya rusak yang cukup besar. Peluru
kaliber itu biasanya digunakan di kendaraan jenis tank.
"Ini kan dia menggunakan 90 milimeter canon (meriam) itu. Jadi daya
rusak besar," kata Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim saat berbincang
dengan Metrotvnews.com.
Jarak tembak Panser yang memiliki berat 14 ton ini mencapai 3 hingga 5
kilometer. Badak yang memiliki 6 transmisi otomatis ini, bisa berlari
hingga 90 kilometer.
Panser ini sudah diuji tembak oleh TNI dan lulus. Dalam ujian itu, Badak
dinilai memiliki kualitas lebih mentereng ketimbang panser Tarantula
produksi Korea Selatan. Panser Tarantula merupakan kendaraan tempur yang
memiliki jenis sama dengan Badak.
"Hasil uji yang dilakukan TNI Angkatan Darat, Badak lebih bagus dari panser Tarantula buatan Korea," kata Silmy.
Untuk keamanan, Badak menggunakan tingkat keamanan level dua. Namun,
untuk Badak, PT Pindad bisa membuat rancangan sesuai dengan permintaan
pelanggan. "Enggak ada masalah," kata dia.
Badak sendiri telah siap produksi. PT Pindad segera melakukan produksi
untuk memenuhi permintaan pemerintah. Silmy mengatakan, produksi dapat
selesai dalam dua tahun.
"Paling lambat sebagian 2016 lalu sisanya 2017. kita bisa delivery bertahap mulai 2016 berakhir 2017," kata Silmy.
Hampir sebagian besar komponen Badak diproduksi di dalam negeri. PT Pindad hanya mendatangkan sensor dan mesin dari Eropa.
"Ini kita buat sendiri turetnya (alat untuk melindungi operator dan mekanisme peluru), itu enggak mudah," tandas Silmy.
No comments:
Post a Comment